Ingin Menerbangkan Balon Udara Saat Idul Fitri? Maka Siap-siap Di Pidana !
![]() |
Prefensi dari pihak ketiga |
Namun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempertanyakan tradisi tersebut karena dilepaskan ke udara, balon udara panas bisa mencapai ketinggian 150 meter, sehingga bisa diakses dan dipindahkan di udara.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan tantangan terbesar adalah ketika balon udara menghantam sayap pesawat. "Bahan balon ini menggerakkan sayap, meskipun sayap adalah sumber aerodinamis yang menerbangkan pesawat itu sendiri," kata Alvin kepada Tirto, Senin (18/5/2019).
Selain itu, kata mantan anggota Komisi V DPR tersebut, sayap pesawat juga merupakan komponen penting dari sayap pesawat, memungkinkan balon udara menabrak sayap pesawat, sehingga pesawat menjadi sulit dikendalikan.
Alvin menjelaskan, balon udara panas itu hanya terbuat dari bahan sederhana, seperti kertas dan diterbangkan dengan obor atau lilin sehingga tidak akan terbang terlalu tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat.
Namun, ukuran balon semakin besar dan teknologi yang digunakan juga semakin maju. Misalnya, penghuni mulai menggunakan pemanas tungku udara. Selanjutnya, balon terbang lebih lama dan lebih tinggi menuju jalur pengiriman.
"Jika burner masuk ke mesin pesawat, pasti mesin [pesawat] mati. Jika bahan bakarnya masih ada, itu tidak bisa dibuka, itu bisa meledak," kata Alvin.
Bahan balon plastik juga bisa menghalangi kokpit kaca jika balon mengenai pesawat dari depan. Kokpit kaca juga dapat pecah jika terkena pembakar balon udara panas, bahkan membunuh pilot. "Jika rusak, pilot mungkin juga mati karena dipukul pada 800 km per jam," kata Alvin.
Komentar
Posting Komentar