Sebelum Mudik, Sopir Bus dan Penumpang Cek Kesehatan di Terminal Kampung Rambutan


WESTERNBLOG - Sejak pagi, Terminal Kampung Rambutan telah dipadati oleh para pemudik yang hendak pulang ke kampung halaman menggunakan bus. Para pemudik maupun sopir bus melakukan pengecekan kesehatan sebelum berangkat untuk mudik.

"Kesehatan untuk masyarakat kami ada beberapa dari Jasa Raharja, dari BRI, dari Dinas Kesehatan, menyediakan kesehatan secara gratis. Terkait dengan pengemudi sendiri itu kita melibatkan Dinas Kesehatan dan BNP. Di cek kesehatannya, lanjut terkait dengan masalah narkoba, BNP", kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Terminal Kampung Rambutan, Thofik Winanto, di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (31/5/2019). Tidak hanya sopir dan pemudik dewasa, para bayi dan balita yang diajak mudik pun juga bisa memanfaatkan fasilitas cek kesehatan.

Salah satu pemudik dengan atas nama Suwarji mengatakan dirinya sangat puas dengan pelayanan kesehatan di Terminal Kampung Rambutan. bahkan, dia mengaku dapat mengecek kesehatan istrinya yang tengah hamil sebelum berangkat untuk mudik.

"Ini saya beserta istri yang ngandung 8 bulan, putri saya yang anak pertama ini usia 11 tahun dan putri kedua 5 tahun. Alhamdulillah istri saya tadi di pos kesehatan, gratis, alhamdulillah. Saya bersyukur ya. Alhamdulillah normal, tensi normal. Alhamdulillah saya bersyukur sekali tuh ada tes kesehatan", ujar Suwardi kepada detikcom di lokasi.


Dr. Nivo Maulida selaku dokter umum yang bertugas pada hari ini dari Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengatakan sekitar 28 sopir bus dan 3 orang pemudik telah melakukan cek kesehatan di pos kesehatan. Pada pemeriksaan hari ini, ada beberapa sopir bus yang terdeteksi mengidap penyakit TBC. Enam dari 28 sopir bus lalu diberikan rujukan untuk pengecekan dahak.

"Etika batuk itu ketika batuk, bersin, harus ditutup. Tidak boleh pakai tangan tapi pakai kain. Boleh masker, tisu, atau baju yang lagi dipakai. Karena yang bahaya itu kuman yang terbang, bukan kuman yang hinggap. Kalau kuman yang hinggap, dicuci, dijemur, disetrika, mati kumannya", kata dr. Nivo Maulida.

Dalam pemeriksaan ini, pos kesehatan mengaku memberikan rekomendasi kriteria sopir bus yang tidak layak mengemudi. Nivo mengatakan, pos kesehatan hanya memberikan surat rekomendasi saja dan selebihnya diserahkan kepada Dinas Perhubungan.

"Zona merah yang tidak layak mengemudi itu gula darah lebih dari 200, tensi lebih dari 160 per 100, terus ada amfetamin positif, alkohol positif. Dianjurkan untuk langsung digantikan oleh sopir cadangan. Kami sih hanya berkewajiban untuk mengeluarkan surat saja. Apakah layak atau tidak layak saja. Untuk selanjutnya kami serahkan ke Dishub ya", sambungnya.


Kembali kepada Thofik, dia mengatakan persiapan mudik 2019 di Terminal Kampung Rambutan terkendali. Dia menyebut pemudik tujuan Sumatera terhitung meningkat tahun ini. Selain itu, dia memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada awal Juni.

"Kondisi sampai saat ini masih aman terkendali, kondusif. Untuk terkait dengan masalah penumpang armada masih tersedia dan beberapa penumpang ini sebagian belum naik secara signifikan. Kalau kita lihat rata-rata data di tahun kemarin di H-6, itu 13.000 ya. Untuk di tahun ini 12.000. Terkait dengan masalah peningkatan dan lain sebagainya, ini memang kalau kemarin itu, di shift pertama, ini kebanyakan memang yang naik itu Sumatera, peningkatannya di Sumatera. Kalau di jalur Jawa Tengah sejauh ini belum. Untuk yang terkait masalah puncak, kita dari mulai awal Juni", sambungnya.

Terminal Kampung Rambutan tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Mereka juga membenahi sarana prasarana yang masih kurang memadai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Safelink Random Post di Blog Utama Paling Mudah

Cara Menghindari Konten Salinan dengan Baik dan Benar

112 TPS di Riau akan melakukan pengulangan Coblosan dan Lanjutan